Indeks

Warga Bobo Dikepung Ombak, KTS Masih Nyaman di Zona Aman

Oleh: #OmFaduli —, 08 Agustus 2025

FaduliNews_Di pesisir Halmahera Selatan, ombak yang dulu menjadi simbol kehidupan kini menjelma ancaman. Siang dan malam, warga Desa Bobo hidup dalam ketakutan. Tanah yang dulu mereka pijak perlahan hilang, digerus abrasi yang semakin ganas. Sementara itu, tak jauh dari lokasi ini—di zona yang sama—berdiri mes tempat tinggal para karyawan KTS, perusahaan yang di.duga sebelum sudah mulai melakukan aktifitas di belakang kampung sebelum nya melakukan pengebora. Ironisnya, di saat warga berjaga karena takut rumahnya hanyut, para karyawan tidur di tempat aman yang masih berdiri kokoh.

Sudah hampir kurang lebih dua tahun warga Bobo menanti kepedulian nyata dari pemerintah Desa dan kabupaten Halmahera Selatan -pemerintah provinsi Maluku Utara. Namun, hingga kini, tidak satu pun langkah konkret terlihat. Tak ada pembangunan swering, tak ada evaluasi lapangan, bahkan tak ada kunjungan pejabat yang sekadar melihat bagaimana laut telah menelan daratan sejengkal demi sejengkal.

Marton Dailangi, salah satu warga yang rumahnya berdiri hanya beberapa meter dari bibir pantai, mengaku sudah lelah berharap. “Kalau hujan deras, banjir datang bawa lumpur. Ombak besar ikut mengikis tanah sampai longsor. Kalau dibiarkan, rumah kami bisa hanyut,” ujarnya lirih.

Yang lebih menyakitkan, ancaman itu terjadi hanya beberapa langkah dari mes tempat tinggal karyawan,di mana kawasan operasi perusahaan  KTS, yang tengah sibuk dengan aktivitas pengeboran di belakang kampung, seakan tak terusik oleh kenyataan bahwa masyarakat di sekitar mereka hidup dalam ketakutan.karena sejati nya sejumlah program sudah menghipnotis warga desa bobo Apakah mereka tidak melihat bahwa di sekitar mes tempat mereka tinggal, ada warga yang setiap malam berjaga sambil mendengar suara ombak memukul dinding rumah?jika hujan deras air meluap melalaui  sungai menuju ke pesisir pantai.

Perusahaan KTS semestinya tidak menutup mata terhadap bencana di depan mata. Keberadaan mereka membawa tanggung jawab moral dan sosial—bukan hanya pada keuntungan ekonomi. Jika mereka bisa menggerakkan alat berat untuk mengambil tanah di desa bobo bawa ke desa kawasi untuk di produksi di desa kawasi. seharusnya mereka juga bisa menggerakkan kepedulian untuk menahan abrasi yang mengancam keselamatan warga.

Begitu pula pemerintah. Diamnya pemerintah kabupaten basam Kasuba dan provinsi menunjukkan bahwa rakyat pesisir hanya diingat ketika musim pemilu tiba. Setelah itu, mereka ditinggalkan, seolah hidup di antara ombak bukan bagian dari urusan negara.

Abrasi di. desa Bobo bukan lagi soal air laut yang naik—ini soal ketimpangan kepedulian. Saat warga bertarung melawan ombak, KTS dan pemerintah justru menikmati kenyamanan di zona aman.

Kalau terus begini, jangan salahkan alam. Salahkan mereka yang bisa bergerak tapi memilih diam.

FaduliNews — Suara dari Tepi Laut Halmahera Selatan.

Exit mobile version