BANGUI,FN-08-05-2024 Mengumandangkan adzan dan iqamat di telinga bayi yang baru lahir merupakan salah satu sunah Rasulullah yang biasa dilakukan oleh umat Islam dengan tujuan agar sang bayi mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Namun, apa jadinya jika sang bayi lahir ketika ayahnya sedang berdinas ke luar negeri dan terpisah jarak ribuan kilometer.
Itulah yang dialami seorang anggota Peacekeepers yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kompi Zeni Kontingen Garuda XXXVII-J Minusca Car, Praka Hengki Saputra, pada Minggu (5/4/2024) lalu. Praka Hengki terpaksa harus mengadzani putri keduanya yang lahir di Prabumulih, Sumatera Selatan, yang berjarak 9.550 KM, melalui video call dari lokasi penugasannya di Afrika Tengah.
Momen tersebut menjadi pemandangan yang mengharukan bagi rekan-rekannya sesama penjaga perdamaian lainnya yang menyaksikan. Dimana Praka Hengki di sela-sela pelaksanaan tugasnya, tetap berusaha untuk menjadi sosok suami dan ayah yang baik bagi keluarganya, salah satunya dengan mengumandangkan adzan untuk bayinya yang baru dilahirkan.
Penuh kekhusyukan, Praka Hengki Saputra mengumandangkan adzan melalui video call kepada putri kecilnya nun jauh di tanah air. Ia juga terlihat begitu bersyukur dan bahagia, karena putri keduanya telah lahir dalam keadaan sehat tak kurang suatu apapun.
Melihat momen haru tersebut, Dansatgas Kompi Zeni Kontingen Garuda XXXVII-J Minusca Car, Letkol Czi Ibnu Muntaha, M.Han. selaku atasan Praka Hengki pun mengucapkan selamat kepada anggotanya yang tengah berbahagia itu.
“Selamat atas kelahiran putri kedua dari Praka Hengki Saputra. Semoga menjadi anak yang sholehah, berbakti kepada orang tua, serta berguna bagi agama, bangsa dan negara,” ujarnya, seraya berharap kelahiran putri keduanya itu dapat menambah semangat Praka Hengki dalam bekerja. (FN/Dispenad)