Indeks

Jembatan Tamadore : Mimpi Konektivitas Maluku Utara, Antara Komitmen dan Ketidakpastian

Gambar: group Tidore Bacarita

FaduliNews_Kamis/ 3/ Juli/ 2025_Maluku Utara – Proyek ambisius pembangunan Jembatan Ternate–Maitara–Tidore (Tamadore) kembali mencuat ke permukaan. Setelah sekian lama menjadi mimpi kolektif masyarakat Maluku Utara, kini proyek ini disebut-sebut telah masuk dalam dokumen resmi perencanaan jangka panjang daerah dan nasional. Namun, hingga kini masyarakat masih bertanya: kapan mimpi ini akan menjadi kenyataan?

Masuk RPJPD, Menuju RPJPN : Realisasi atau Janji Politik?

Seperti yang kita ketahui bersama, berdasarkan pemberitaan TribunTernate.com pada Rabu, 14 Agustus 2024, Kepala Bappeda Maluku Utara, Muhammad Sarmin S. Adam, mengonfirmasi bahwa proyek Jembatan Tamadore telah resmi dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Maluku Utara 2025–2045. Bahkan, kunjungan Penjabat (Pj) Gubernur ke Kementerian PUPR di Jakarta menghasilkan komitmen awal untuk menjadikan proyek ini sebagai program strategis nasional.

“Program ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemprov Maluku Utara, tetapi juga melibatkan lintas sektor untuk membangun kolaborasi yang kuat,” ujar Sarmin saat itu. Ia juga menambahkan bahwa Tamadore termasuk dalam 45 usulan prioritas Pemprov ke pemerintah pusat, dengan total anggaran Rp3,2 triliun, angka yang jelas melebihi kemampuan APBD Maluku Utara.

Langkah selanjutnya yang tengah diupayakan pemerintah adalah agar proyek ini masuk ke dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional), guna membuka peluang pendanaan dari APBN. Hal ini menjadi krusial, sebab tanpa dukungan pemerintah pusat, proyek ini tak mungkin berjalan.

Tantangan Teknis dan Birokrasi

Dibalik euforia dokumen perencanaan, berbagai tantangan masih membayangi realisasi proyek ini. Pembangunan jembatan antar-pulau di wilayah kepulauan seperti Maluku Utara membutuhkan studi kelayakan mendalam, mengingat kondisi geografis laut dan dasar perairan yang kompleks. Selain itu, tahapan administrasi seperti analisis dampak lingkungan, proses tender, dan persetujuan lintas kementerian memerlukan waktu dan ketelitian.

Sumber FaduliNews di lingkungan birokrasi Pemprov menyebutkan bahwa proyek ini telah diusulkan sejak beberapa periode sebelumnya, namun masih berkutat pada tahap perencanaan dan advokasi anggaran. “Kami sudah melihat beberapa kali proyek ini muncul di atas kertas, tapi belum ada aksi nyata,” ucap sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Masyarakat : Menanti Janji yang Jadi Bukti

Warga Ternate, Maitara, dan Tidore sudah terlalu sering mendengar wacana pembangunan jembatan ini. Seorang nelayan asal Kelurahan Mareku, Tidore, mengaku skeptis. “Setiap tahun dibilang segera dibangun, tapi jangankan tiang pancang, batu pertama saja belum pernah kami lihat,” ujarnya.

Harapan besar tetap ada. Proyek ini diyakini mampu mempercepat mobilitas antar-pulau, menurunkan biaya logistik, serta membuka peluang investasi dan pariwisata. Tak hanya itu, jembatan ini dinilai akan menjadi simbol kemajuan infrastruktur di kawasan timur Indonesia.

Pengawasan Publik dan Kepemimpinan yang Konsisten Pengamat kebijakan publik, Dr. M. Safrudin, menekankan pentingnya pengawasan publik dan konsistensi kepemimpinan. “Jika proyek ini serius, maka publik berhak tahu timeline-nya, siapa pelaksana, dan kapan groundbreaking. Jangan sampai jadi alat kampanye semata.”

Menurutnya, proyek sebesar ini membutuhkan sinergi antara Kementerian PUPR, Bappenas, dan Kementerian Keuangan, serta pengawalan ketat dari masyarakat sipil dan media.

Mimpi yang Belum Tergapai Pembangunan Jembatan Tamadore bukan lagi sekadar wacana, namun realisasinya masih bergantung pada banyak faktor : kepastian anggaran pusat, kesiapan teknis, dan tekanan publik yang berkelanjutan. Meski telah disebut sebagai program strategis nasional dan dimuat dalam RPJPD 2025–2045, tanpa komitmen konkret dan aksi nyata, proyek ini bisa kembali tenggelam dalam tumpukan dokumen perencanaan.

Masyarakat Maluku Utara masih menanti, bukan sekadar janji, tapi jembatan harapan yang benar-benar dibangun.

FaduliNews akan terus mengawal.
_Karena publik berhak tahu, dan kebenaran harus diwartakan._

#FADULIPEDULI

Exit mobile version