FaduliNews_Obi —Senin/20/10/2025, Di antara gelombang laut yang tak pernah diam dan tanah sempit yang menjadi tumpuan hidup, berdirilah para penjaga negeri yang tak hanya berseragam, tetapi juga menanam harapan di ladang rakyat. Di wilayah kepulauan yang terpencil dan hanya bisa dijangkau lewat laut, Polsek Obi tampil bukan sekadar aparat hukum, tetapi juga mitra masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan dan moral sosial.
Kapolsek Obi IPDA Daffa Raissa Putra menuturkan, wilayah hukumnya mencakup tiga kecamatan — Obi, Obi Utara, dan Obi Barat — dengan tantangan medan yang tidak ringan. Di tengah keterbatasan akses dan lahan, aparat kepolisian berupaya membangun kemandirian pangan rakyat melalui penanaman jagung di desa-desa.
“Kami sudah mengimbau kepada para kepala desa agar membuka lahan jagung minimal satu hektar per desa. Namun memang tidak semua desa memiliki lahan yang mencukupi, apalagi akses ke wilayah Obi Utara dan Obi Barat harus ditempuh lewat jalur laut,” ujarnya.
Penanaman jagung bukan sekadar kegiatan pertanian, tetapi bagian dari gerakan sosial yang meneguhkan kemandirian. Di Obi, setiap biji jagung yang ditanam adalah tanda perlawanan terhadap keterisolasian dan ketergantungan ekonomi.
Selain itu, Polsek Obi turut aktif mendukung Gerakan Pangan Murah dengan membantu penjualan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) kepada masyarakat. Program ini hadir untuk menjaga daya beli dan memastikan pasokan pangan tetap stabil di pulau-pulau kecil.
“Program beras SPHP sudah berjalan sekitar sebulan terakhir. Alhamdulillah, masyarakat sangat antusias. Sempat ada kendala karena beras yang kami terima kualitasnya kurang baik, tapi kami langsung kembalikan ke Bulog dan diganti dengan yang baru. Sekarang kami menerima 4,5 ton atau sekitar 900 karung beras ukuran 5 kilogram,” jelas IPDA Daffa.
Namun di tengah upaya menjaga perut rakyat, Polsek Obi juga tidak melupakan tanggung jawab menjaga ketertiban sosial. Melalui operasi “Raja Miras” (Razia Minuman Keras), aparat menekan peredaran miras tradisional yang kerap memicu gangguan keamanan dan masalah sosial.
“Baru-baru ini kami turun langsung ke Kawasi dan berhasil mengamankan sekitar 130 liter cap tikus. Sebelumnya juga kami temukan sekitar 50 bungkus plastik berisi minuman keras ukuran 600 mililiter,” ungkapnya.
Operasi semacam itu bagi IPDA Daffa bukan sekadar menindak pelanggaran, tetapi menjaga masa depan. Ia mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam membatasi aktivitas anak-anak di malam hari.
“Kami terus mengimbau masyarakat agar anak-anak tidak berkeliaran di malam hari. Banyak anak di bawah umur yang masih sekolah tapi sering keluar malam tanpa pengawasan orang tua. Ini perlu menjadi perhatian bersama,” tegasnya.
Di tanah Obi yang dikelilingi laut, tugas polisi bukan hanya patroli dan penindakan. Mereka menyeberang ombak untuk mendengar keluhan petani, menenteng beras SPHP untuk dijual murah di pasar rakyat, dan berdiri di tengah malam demi memastikan anak-anak pulang ke rumah dengan selamat.
Dari ladang jagung hingga bibir dermaga, Polsek Obi menjadi saksi bahwa keamanan sejati bukan sekadar tidak adanya kejahatan,tetapi hadirnya kehidupan yang tertib, cukup pangan, dan saling peduli.
Di ujung selatan Halmahera ini, di mana ombak menjadi jalan dan jagung menjadi doa, aparat negara menanam harapan agar negeri tetap tumbuh dari pinggir lautnya.
(Faduli)