FaduliNews.com_Halmahera Selatan, 10 April 2025 — “Ini bukan sekadar angka, ini adalah jeritan nyawa yang terampas martabatnya!” seru salah satu orator dari kalangan jurnalis saat aksi damai digelar di depan Kantor Bupati Halmahera Selatan, Kamis pagi.
Aksi yang digagas oleh gabungan Tim Wartawan Halmahera Selatan dan Organisasi Kepemudaan (OKP) itu menuntut Pemerintah Daerah segera bertindak atas meningkatnya kasus kekerasan seksual di wilayah mereka. Dengan spanduk bertuliskan “Halmahera Selatan Darurat Kekerasan Seksual” dan “Segera Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak”, massa aksi menyampaikan pesan yang kuat dan tak bisa diabaikan.
Dalam orasinya, para demonstran menyoroti lemahnya perlindungan hukum bagi korban kekerasan seksual. Mereka juga mengecam keras masih adanya pelaku kekerasan seksual yang masih menjabat sebagai kepala sekolah dan menuntut agar yang bersangkutan segera dipecat sebagai ASN.
“Jika negara abai, maka masyarakat harus bersuara. Kami di sini bukan untuk menciptakan kegaduhan, tapi untuk menuntut keadilan yang selama ini ditutup-tutupi!” ujar seorang pemuda dari barisan OKP.
Para orator secara bergantian menyampaikan keresahan, data lapangan, hingga kisah nyata korban yang belum mendapat keadilan. Aksi tersebut berlangsung tertib, namun penuh dengan semangat perjuangan dan kemarahan terhadap sistem yang dianggap belum berpihak pada korban.
Aspirasi massa diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Halmahera Selatan bersama jajaran pemerintah, termasuk Asisten II, Asisten III, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3KB). Dalam dialog terbuka yang digelar di halaman kantor bupati, pemerintah menyatakan komitmennya untuk segera menindaklanjuti tuntutan masyarakat.
“Kami menyampaikan apresiasi atas kepedulian teman-teman media dan pemuda. Pembentukan Satgas Penanganan Kekerasan Seksual akan segera kami bahas secara lintas sektor,” ungkap Sekda dalam pertemuan tersebut.
DP3KB juga menyatakan kesiapan untuk memperkuat program perlindungan perempuan dan anak, serta mendorong instansi terkait agar proses pembentukan Satgas bisa dipercepat.
Meski aksi telah selesai, para peserta menyatakan bahwa perjuangan belum usai. Mereka berkomitmen terus mengawal proses hingga kebijakan nyata dijalankan, dan korban kekerasan seksual mendapatkan keadilan sepenuhnya.
“Ini bukan aksi terakhir. Kami akan terus bersuara, sampai Halmahera Selatan benar-benar menjadi tempat yang aman bagi perempuan dan anak-anak,” tutup seorang jurnalis dengan lantang, diiringi tepuk tangan solidaritas peserta aksi.
(Faduli)