FaduliNews.com-jakarta,kamis 20/02/2025 instruksi yang dikeluarkan oleh Megawati Soekarnoputri, skaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), kepada para kepala daerah dan wakil kepala daerah dari partainya akan membuat kebingungan para Ketua partai Dan Anggota partai di seluruh Indonesia yang terpilih menjadi walikota,dan bupati se Indonesia.
Megawati meminta mereka untuk menghentikan perjalanan ke Magelang jika sudah dalam perjalanan menuju area retreat, dan menunggu arahan lebih lanjut darinya. Selain itu, Megawati juga meminta para pejabat tersebut untuk tetap berada dalam komunikasi aktif dan siaga terhadap panggilan dari pihak partai.
Surat ini ditandatangani oleh Megawati dan dicap dengan stempel lambang PDIP. Instruksi ini muncul dalam konteks penahanan Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, yang ditahan setelah menjalani pemeriksaan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hasto ditetapkan sebagai tersangka pada Desember 2024 dan akan menjalani penahanan di Rutan KPK selama 20 hari pertama. Hasto telah mengajukan praperadilan, namun permohonannya tidak diterima.
Kasus ini berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK pada tahun 2020, di mana beberapa orang, termasuk Wahyu Setiawan (mantan Komisioner KPU RI), Agustiani Tio, Saeful, dan Harun Masiku (caleg PDIP pada Pemilu Legislatif 2019), ditetapkan sebagai tersangka. Wahyu, Agustiani, dan Saeful telah divonis bersalah oleh pengadilan karena terlibat dalam kasus suap.
Meskipun Megawati telah mengeluarkan instruksi tersebut, sejumlah pejabat dari PDIP sudah berangkat ke lokasi pelatihan dengan kereta api.
Beberapa pejabat yang sebelumnya aktif di media sosial, seperti Facebook, akhirnya menghapus postingan mereka yang menampilkan Gembira, Karena sudah menyiapkan perlengakpan atribut loreng yang nanti di pakai kegiatan pelatihan nanti.mungkin karena takut dengan surat dari Megawati. Saat ini, para pejabat tersebut masih menunggu keputusan apakah mereka akan melanjutkan perjalanan ke lokasi kegiatan atau tidak.**
