FaduliNews.com_Taliabu Masyarakat Pulau Taliabu dihebohkan oleh beredarnya rekaman suara berdurasi 56 detik yang memuat percakapan dua perempuan dan secara langsung menyebut nama Menteri Pertahanan RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, serta partai yang dipimpinnya.
Rekaman itu pertama kali diunggah oleh akun Facebook Muda Taliabu ke grup _Taliabu Comunitty_ pada Sabtu (5/4). Dalam waktu singkat, unggahan tersebut menjadi perbincangan hangat warganet, terutama di tengah meningkatnya tensi politik jelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di sembilan Tempat Pemungutan Suara, sesuai putusan Mahkamah Konstitusi.
Dalam percakapan, terdengar suara perempuan pertama mengatakan, “Memang ini sudah dalam pantauan orang Gerindra, saya tidak menjual siapa Citra siapa Sasa.” Ucapan itu mengisyaratkan adanya pemantauan politik dari pihak tertentu terhadap dinamika di Pulau Taliabu.
Perempuan lain dalam rekaman kemudian menyahut, “Saya datang karena Gerindra.” Pernyataan ini memperkuat dugaan bahwa percakapan tersebut memiliki nuansa dukungan politik yang diarahkan menjelang PSU.
Namun yang paling mencolok adalah pernyataan dari perempuan pertama yang menyebut, “Perintah Pak Prabowo turun, Taliabu disoroti karena tambangnya.” Ia juga menambahkan, “Kalau Taliabu tidak ada tambangnya, tidak mungkin Prabowo mau turun tangan langsung.” Pernyataan ini menimbulkan interpretasi bahwa keterlibatan tokoh nasional terhadap daerah bukan semata karena kepentingan rakyat, melainkan karena potensi sumber daya alam, dalam hal ini tambang.
Rekaman tersebut memantik berbagai reaksi dari warga dunia maya. Puluhan komentar bermunculan, dengan sebagian netizen menduga suara dalam percakapan itu mirip dengan salah satu mantan anggota DPRD Pulau Taliabu dari Partai Gerindra, berinisial MA.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari MA maupun dari pihak DPC Partai Gerindra Pulau Taliabu terkait rekaman yang beredar tersebut. Pihak berwenang juga belum mengonfirmasi keaslian maupun konteks rekaman yang dimaksud.
Dengan situasi politik yang tengah memanas menjelang PSU, publik berharap adanya klarifikasi yang jujur dan terbuka dari pihak-pihak terkait untuk menjaga proses demokrasi tetap berjalan jujur, adil, dan damai**