Menjawab Haters, Mengapa Kebersihan Kantor Bukan Sekadar Gaya Hidup

banner 120x600

Oleh : M. Rizal Abd Rahman

Beberapa hari terakhir, perhatian publik terseret oleh komentar miring terhadap kebijakan Gubernur Maluku Utara, Ibu Sherly Laos, yang menaruh perhatian serius pada kebersihan dan kerapian lingkungan kerja di Kantor Gubernur. Suara-suara sumbang dari segelintir pihak yang menyebut kebijakan tersebut sebagai bentuk “gaya hidup berlebihan” atau “pencitraan” sungguh mencerminkan cara pandang yang keliru terhadap hal yang sangat mendasar kebersihan.

Padahal, kebersihan adalah bagian dari etika kerja dan tanggung jawab bersama. Ia bukan sekadar tampilan fisik, melainkan juga berpengaruh besar pada kondisi psikologis dan semangat kerja pegawai. Lingkungan yang bersih dan rapi memberi rasa nyaman, aman, dan tenteram bagi siapa pun yang mengabdi dan berkarya di dalamnya.

Ibu Sherly Laos pernah dengan jujur mengatakan, “Ruang kerja yang kotor membuat kita sulit bernapas.” Ini bukan sekadar keluhan tentang udara atau debu. Ini adalah ungkapan yang secara psikologis menggambarkan beban batin yang dirasakan ketika bekerja dalam ruang yang semrawut, kotor, dan tidak manusiawi. Ketika ruang fisik tidak terurus, ruang mental ikut tercemar—fokus terganggu, emosi tidak stabil, dan pelayanan pun bisa menjadi setengah hati. Maka wajar jika pemimpin yang peduli akan memulai perubahan dari hal yang tampak sederhana, namun berdampak besar : kebersihan.

Mengapa hal ini perlu dibela? Karena kita terlalu sering terbiasa hidup dalam ketidakteraturan, sampai-sampai ketika ada yang ingin membenahi, justru ia yang diserang. Ini bukan tentang kemewahan, bukan soal dekorasi atau estetika semata. Ini adalah tentang hak dasar pegawai untuk bekerja dalam lingkungan yang layak, serta kewajiban pemerintah untuk memberi contoh budaya kerja yang sehat dan profesional.

Mari kita berhenti mencurigai setiap niat baik, dan mulai mengapresiasi langkah-langkah kecil yang membawa perubahan. Karena pelayanan publik yang berkualitas, sesungguhnya dimulai dari meja kerja yang bersih dan hati yang bersih.

Oleh : M. Rizal Abd Rahman – Tokoh Masyarakat Maluku Utara – Pemuda Bobanehena

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *