Konflik dan Dampak Operasi PT Jaya Abadi Semesta (JAS) di Halmahera Timur

banner 120x600

Masyarakat Nanas dan Pemerintah Desa Kecewa Dengan PT.JAS, Bendahara Desa Mereka Belum Ada penyelesaian 

 

FaduliNews.com_Berdasarkan laporan investigasi terbaru dari FaduliNews pada 2 Mei 2025 dan berbagai sumber lainnya, PT Jaya Abadi Semesta (JAS), perusahaan tambang nikel di Kecamatan Wasile, Halmahera Timur-Maluku Utara, terus menghadapi berbagai masalah serius yang melibatkan aspek lingkungan, sosial, dan ketenagakerjaan. Berikut analisis komprehensif situasi terkini Dampak Lingkungan dan Sengketa Kompensasi

-sebelumnya beberapa media online di Maluku Utara telah memberitakan beberapa kejadian  terkait PT. JAS, di mana Lumpur tambang PT JAS kembali meluap ke sawah di Desa Bumirestu pada Juni 2024, setelah insiden serupa terjadi Mei 2024.

Lumpur merah ini menyebabkan gagal panen pada lahan yang baru digarap petani setelah tujuh tahun mangkrak .

– Kompensasi Rp50 juta untuk 24 petani ternyata dipotong Rp10 juta untuk settling pond dan Rp7 juta transportasi, menyisakan hanya Rp1,35 juta per petani. Beberapa warga belum menerima kompensasi karena belum terdata, Petani seperti Sugeng mengeluh “Setelah banjir kemarin katanya sudah perbaiki tanggul… Tapi kok ini lumpurnya meluap lagi” .

Krisis Rumput Laut Bendahara Desa Nanas melaporkan penurunan drastis hasil panen rumput laut sejak kehadiran PT JAS. Meski perusahaan berjanji ganti rugi, hingga Mei 2025 belum ada realisasi pembayaran dan
bukan hanya itu, Masyarakat menuntut intervensi Bupati, Gubernur, dan DPRD Halmahera Timur untuk segera menyelesaikan masalah ini

Sebelum nya Pemalangan Jalan oleh Warga Bahri Abdullah memblokir jalan hauling PT JAS selama 3,5 jam pada Januari 2025 sebagai protes atas dampak debu yang mengganggu rumah dan usaha kafenya. Ini merupakan aksi keempat sejak November 2024 .
– PT JAS hanya menawarkan kompensasi Rp25 juta, jauh dari tuntutan Rp50 juta. Sebelum nya Humas PT JAS, Stevi, berargumen tidak ada kerugian material yang jelas .

Respons Institusi dan Ancaman Sanksi

Tekanan dari DPRD:Komisi III DPRD Halmahera Timur telah mengancam membentuk Pansus jika PT JAS dan PT ARA tidak segera menyelesaikan ganti rugi untuk 30 hektar lahan terdampak .
– Rapat April 2025 menghasilkan kesepakatan bahwa perusahaan wajib mengidentifikasi dan memverifikasi ulang lahan terdampak untuk proses ganti rugi .

Kritik dari Pejabat: Senator Hasby Yusuf sebelum sudah mengecam PT JAS atas pencemaran Sungai Muria, menyebutnya sebagai “kiamat kecil” bagi Maluku Utara
dan Front Mahasiswa Halmahera Timur di Jakarta juga pernah mendemo Kementerian ESDM, menuntut pencabutan IUP PT JAS atas berbagai pelanggaran Masalah Ketenagakerjaan dan Operasional

Praktik Kerja Tidak Sah:Laporan  sebelum nya mengungkap PT JAS mempekerjakan karyawan tanpa kontrak tertulis dan membayar upah lembur hanya Rp10.000/jam, di bawah UMP dan Puluhan karyawan dipecat sepihak, memicu aksi mogok kerja

Insiden Kecelakaan:
Maret 2025: Kecelakaan dump truck terjadi saat pengemudi mencoba mengambil botol minum yang jatuh. PT JAS belum memberikan tanggapan resmi .

CSR yang Dipertanyakan Meski PT JAS melakukan beberapa program CSR seperti:

Bantuan 80 bantal semen untuk TPQ Baiturrahman di Desa Cemara Jaya
– Distribusi 20 paket sembako untuk kaum dhuafa
– Bantuan rompi latihan untuk SSB Al-Fatar Wasile

Masyarakat menilai ini tidak sebanding dengan dampak negatif yang ditimbulkan. Bendahara Desa Nanas kembali menyampaikan mereka  janji kasih ganti rugi namun sejauh ini belum ada jangan terlalu banyak janji. Cetus nya

Tuntutan dan Ancaman Eskalasi Masyarakat memberikan ultimatum:”Jika dalam waktu dekat pihak perusahaan tidak ada ganti rugi seperti yang sudah disampaikan maka masyarakat desa nanas  akan melakukan aksi kembali”

Situasi ini memerlukan:
1. Pengawasan ketat dari pemerintah daerah dan pusat
2. Audit lingkungan independen
3. Mekanisme kompensasi yang transparan
4. Penegakan hukum terhadap pelanggaran ketenagakerjaan
5. Evaluasi menyeluruh terhadap izin operasi PT JAS Krisis multidimensi ini mengancam stabilitas sosial dan ekologi Halmahera Timur jika tidak segera ditangani secara komprehensif.

Untuk keseimbangan berita, Wartawan FN masih menunggu konfirmasi  dari pihak perusahaan PT. JAS, pasalnya saat di lokasi  salah satu karyawan mengatakan jarak ke lokasi mes jauh jika mau bretemu dan kami hanya karyawan biasa.

(Tim/Red) 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *