Fadulinews.com – Meski dihimpit keterbatasan anggaran Dana Desa (DD) tahun 2025, Kepala Desa Doro, Asmari, menunjukkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti melayani masyarakat. Kepemimpinan responsif dan kebijakan yang berpihak pada rakyat jadi bukti bahwa Desa Doro tetap bergerak, meski tanpa tambahan dana.
Ditemui pada Senin (4/4/2025) sore, Asmari menjelaskan bahwa komunikasi terbuka dengan warga dan penyerapan aspirasi tetap jadi prioritas utama pemerintah desa. “Kami tidak bisa bergantung sepenuhnya pada Dana Desa. Aspirasi masyarakat harus terus kita akomodasi, sekecil apa pun anggarannya,” ungkap Asmari usai menghadiri rapat koordinasi desa.
Tahun-tahun sebelumnya, Desa Doro mampu mengelola dana Rp700–800 juta untuk pembangunan fisik yang langsung menyentuh kebutuhan warga. Namun tahun ini, dengan anggaran yang belum bertambah, sejumlah program strategis hasil Musyawarah Desa (Musdes) seperti kegiatan kepemudaan dan renovasi fasilitas umum harus ditunda.
Menariknya, alih-alih menunggu dana tambahan, Asmari mengarahkan fokus ke optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai motor penggerak ekonomi lokal. “BUMDes bukan hanya alternatif, tapi masa depan kemandirian desa,” tegasnya.
Langkah ini dinilai progresif oleh banyak pihak. Selain mendorong ekonomi lokal, strategi ini juga membuka ruang partisipasi aktif bagi pemuda dan masyarakat dalam pembangunan desa. “Pemuda Doro punya energi besar. Ini potensi sosial yang harus terus diberdayakan,” tambah Asmari.
Meski sejumlah agenda harus ditunda, semangat dan keterbukaan yang ditunjukkan oleh Asmari justru menguatkan kepercayaan masyarakat. Pemerintah desa kini menantikan kebijakan baru terkait DD 2025 dari pemerintah pusat, sebagai peluang untuk mempercepat realisasi program-program yang tertunda.
“Membangun desa bukan soal besar kecilnya anggaran, tapi soal tekad dan kebersamaan,” tutup Asmari, menyiratkan optimisme dan komitmen kuat untuk terus maju bersama warganya.
(Takdir)